Arti Simbol dan Warna Pada Kemasan Obat

Obat berfungsi untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit. Untuk penanganan suatu penyakit diperlukan obat yang tepat agar gejala yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut berkurang atau hilang.

Mengkonsumsi obat yang salah justru bisa berdampak buruk, bukan untuk menyembuhkan malah menjadi racun ditubuh. Seringkali kita membeli begitu saja obat yang dijual di pasaran tanpa memperhatikan kemasan atau kandungan yang terkandung di dalam obat tersebut. Dengan mengetahui arti logo simbol obat yang sering kita lihat pada setiap kemasannya, kita dapat berhati-hati dalam mengkonsumsinya.

Obat yang dijual di pasaran memiliki kode gambar dan lingkaran yang menunjukkan ketentuan – ketentuan tertentu. Berikut penjelasannya.

1. Simbol Obat Jamu (Empirical Based Herbal Medicine)

simbol obat jamu
Jamu adalah sediaan bahan alam yang khasiatnya belum dibuktikan secara ilmiah, dalam kata lain, belum mengalami uji klinik maupun uji praklinik, namun khasiat tersebut dipercaya oleh orang berdasarkan pengalaman empiric. Dalam sediaan jamu, bahan baku yang digunakan pun belum mengalami standarisasi karena masih menggunakan seluruh bagian tanaman. Jamu disajikan secara tradisional dalam bentuk seduhan, pil, atau cairan. Umumnya, obat tradisional ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur. Jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah secara uji klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris.


Kriteria jamu antara lain adalah sebagai berikut:
-Aman
-Klaim khasiat dibuktikan secara empiris
-Memenuhi persyaratan mutu.
Logo jamu berupa ranting daun terletak dalam lingkaran dan harus mencantumkan tulisan “JAMU” seperti gambar di samping.
Contoh obat-obatan golongan jamu adalah pilkita, laxing, keji beling, curcuma tablet.

2. Simbol Obat Herbal Terstandar (Standarized Based Herbal Medicine)

logo obat herbal terstandar
Obat Herbal Terstandar (OHT) merupakan sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi. OHT memiliki grade setingkat di bawah fitofarmaka. OHT belum mengalami uji klinis, namun bahan bakunya telah distandarisasi untuk menjaga konsistensi kualitas produknya. Uji praklinik dengan hewan uji, meliputi uji khasiat dan uji manfaat, dan bahan bakunya telah distandarisasi.
Logo Herbal Terstandar berupa jari-jari daun (3 pasang) terletak dalam lingkaran dan harus mencantumkan tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR” seperti gambar di atas.

Ada lima macam uji praklinis yaitu uji eksperimental in vitro, uji eksperimental in vivo, uji toksisitas akut, uji toksisitas subkronik, dan uji toksisitas khusus.
Kriteria Obat Herbal Terstandar antara lain:
-Aman
-Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau pra-linik
-Bahan baku yang digunakan telah mengalami standarisasi
-Memenuhi persyaratan mutu.
Di Indonesia telah terdapat kurang lebih 17 macam OHT, Contoh obat golongan herbal terstandar antara lain Lelap, Diapet, tolak angin, antangin JRG, dll.

3. Simbol Obat Fitofarmaka

Fitofarmaka merupakan sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah distandarisasi. Salah satu syarat agar suatu calon obat dapat dipakai dalam praktek kedokteran dan pelayanan kesehatan formal (fitofarmaka) adalah jika bahan baku tersebut terbukti aman dan memberikan manfaat klinik.

Syarat fitofarmaka yang lain adalah:
-Klaim khasiat dibuktikan secara klinik
-Menggunakan bahan baku terstandar
-Memenuhi persyaratan mutu.

Logo Fitofarmaka berupa jari-jari daun (yang kemudian membentuk bintang) terletak dalam lingkaran dan harus mencantumkan tulisan “FITOFARMAKA” seperti gambar di atas.
Di Indonesia baru ada 5 jenis fitofarmaka yang beredar, antara lain Stimuno, Nodiar, X-gra, Tensigard, dan Rheumaneer. 

4. Simbol Obat Bebas

Obat–obatan dengan simbol lingkaran hijau mengindikasikan obat bebas. Obat bebas adalah obat yang dijual di pasaran secara bebas seperti di toko, supermarket atau warung. Obat-obatan dengan simbol lingkaran hijau ini bebas dikonsumsi tanpa harus ada resep dokter. Yang termasuk golongan obat ini adalah obat analgetik/pain killer, vitamin atau mineral.


5. simbol Obat Bebas Terbatas

Obat–obatan dengan lingkaran biru mengindikasikan obat bebas terbatas. Obat bebas  terbatas adalah obat keras yang dijual secara bebas tanpa resep dokter.

Meski tanpa menggunakan resep dokter, obat ini harus digunakan sesuai dengan petunjuk pemakaian yang tertera pada kemasannya. Obat yang tergolong kategori obat bebas terbatas yakni obat batuk dan demam.

Selain terdapat tanda khusus lingkaran biru, biasanya diberi pula tanda peringatan untuk pemakaian obat, karena hanya dengan takaran dan kemasan tertentu obat ini aman digunakan untuk pengobatan sendiri. Tanda tersebut adalah 
tanda peringatan pada obat













6. Simbol Obat Keras
simbol obat keras
Lingkaran merah pada obat memberi petunjuk bahwa obat tersebut tergolong obat keras. Biasanya pada lingkaran merah terdapat simbol huruf K, obat keras harus menggunakan resep dokter. Yang termasuk golongan obat keras yakni obat antibiotik dan obat hormonal.


sumber : muslim husada




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Arti Simbol dan Warna Pada Kemasan Obat"

Posting Komentar